Skip to main content

Bantaeng, kabupaten yang dijiluki butta toa dianugerahi bentangan alam yang indah, kaya akan akan sumber-sumber kehidupan. Mata air, tanah yang subur, dan potensi laut yang melimpah. ada 11 sungai yang membentang, sungai Pamosa, Sungai Tunrung Asu, Sungai Balang Sikuyu, Sungai Panaikang, Sungai Kalamassang, Sungai Lemoa, Sungai Kaloling, Sungai Biang Keke, Sungai Calendu, Sungai Bialo dan Sungai Nipa-nipa. Sungai-sungai ini merupakan sumber air yang sangat potensial untuk tanaman pertanian seluas ±39.583 Ha. 

Mengacu pada hasil registrasi penduduk akhir tahun 2007, Kabupaten yang memiliki luas wilayah 397 km2,  dihuni 170.824 jiwa yang terdiri atas 82.623 laki-laki dan 88.201 perempuan, 74% diantaranya adalah petani. Dengan potensi tanah mediteran coklat seluas 41,45 persen yang sangat cocok untuk perkebunan dan tanaman pangan, tanah mediteran kemerahan sebesar 26,01 persen, tanah andosol coklat seluas 11,43 persen, tanah regosol coklat kelabu seluas 9,21 persen, tanah latosol coklat kekuningan seluas 11,90 persen. 

Besarnya potensi pertanian mendorong pemerintah setempat memperkuat pengembangan kawasan pertanian.  Menurut Nurdun Abdullah, Bupati Bantaeng, setiap desa dipersiapkan memiliki basis produksi dengan memberdayakan kelompok tani. Tahun ini (2011) ratusan kelompok tani mendapatkan paket program Bantuan Sosial (Bansos) yang bersumber dari Anggaran Pembendapatan dan Belanja Nasional  (APBN) sebesar 26 milyar. Dana tersebut langsung mengucur ke rekening petani. Paket program ini diantaranya untuk pembuatan jalan usaha tani, percetakan sawah, konservasi lahan, pembuatan saluran air permukaan. 

Pemberdayaan petani melalui penguatan berbasis kelompok, dimaksudkan agar petani  melakukan pengolahan intensif terhadap komoditas pertanian yang mereka budidayakan.  kentang, wortel, kol, bawang merah, kedele, jagung, jeruk, kopi, cengkeh adalah jenis tanaman hortikultura dan perkebunan yang telah dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan petani bantaeng. Selain itu, diperkenalkan budi daya komoditas pertanian berbasis pasar, seperti talas safira, strawberry, dan apel. Untuk talas safira Pemkab Bantaeng telah bekerjasama dengan investor asal Negara Sakura, Jepang. Investor tersebut bersedia membeli sampai 60 ton hasil talas dari Bantaeng setiap bulan. Saat ini Bantaeng baru dapat memenuhi sekitar 10 ton talas setiap bulan.

Ikan olahan Surimi misalnya berdasarkan pasar Jepang yang selama ini mengimpor dari China, Tongkol Jagung berdasarkan kebutuhan Korea Selatan.

Di daerah pesisir, garis pantai Sepanjang sekitar 21 km, digunakan masyarakat pesisir mengembangkan budidaya tanaman rumput laut jenis cotoni, edula dan spenusum. Kemampuan produksinya mencapai 77 ribu ton (7,7 ton kering), dengan kisaran harga jual ditempat Rp. 8000- Rp. 10.000/kg kering. Pemerintah kabupaten, menargetkan produksi rumput laut hingga 80.000 ton, dengan menerapkan teknologi penangkaran system budidaya horizontal dan bertingkat untuk memperoleh bibit unggul

Meski luas wilayah Kabupaten Bantaeng tergolong kecil, daerah ini getol menyiapkan infra struktur untuk mendukung program pengembangan kawasan ekonomi terkemuka berbasis desa mandiri. Tak jauh dari gerbang perbatasan Jeneponto-Bantaeng, pembangunan dan pemanfaatan Pelabuhan Mattoanging sebagai pelabuhan Peti Kemas dan kawasan pergudangan sedang dalam tahap perampungan. Pelabuhan ini dipersiapkan melayani penumpang rute pelayaran Bantaeng – Bali.  Kerjasama dengan pihak Pelabuhan Karangasem Bali, sedang dirintis. Kedepan kedua pelabuhan ini akan digunakan sebagai jalur suplay hasil hortikultura dan palawija Bantaeng ke Bali. 

Untuk lebih menggairahkan perputaran ekomomi, setiap desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang dikelola secara partisipatif oleh masyarakat, Pemerintah Kabupaten talah menggolontorkan dana sebesar 4,6 milyar yang dibagi rata ke 46 desa. Muh. Nai’m, salah seorang fasilitator pendamping BUMDes, mengatakan, evaluasi terakhir yang dilakukan pada bulan September, menjelang BUMDes tutup buku, rata-rata usaha yang dijalankan BUMDes memperoleh keuntungan sebesar 10%-20%.  

Hasilnya tahun ini laju pertumbukhan ekonomi bantaeng mencapau 8,16%. melonjak dari angka 5,3 persen pada 2008, sedang pendapatan perkapita mengalami peningkatan dari Rp5.000 menjadi di atas angka Rp10.000/kapita. Peningkatan pertumbuhan tersebut diraih berkat kerjasama, transparansi dan pemanfaatan dana secara maksimal dan pro rakyat, kata Bupati yang juga adalah dosen di fakultas kehutanan Unhas.

Pengembangan Kawasan Wisata

Bantaeng mancanangkan diri sebagai daerah tujuan wisata, langkah awal yang dilakukan pemerintah kabupaten adalah, merenovasi berbagai objek wisata alam yang menjadi tempat menarik, sepeti permandian alam ere merasa dan air terjun Bissappu. Juga dipeliharanya peningalan-peninggalan sejarah seperti Balla Tujua, dan balla bassia, yang merupakan kebanggaan masyarakat setempat.

Nurdin Abdullah Bupati Bantang mengatakan, tujuan akhir pekan warga kota makassar hanya malino, sebab toraja terlalu jauh. Sekarang bantaeng kita tawarkan sebagai daerah tujuan akhir pekan dengan mengolola beragam potensi wisata yang melibatkan masyarakat di dalamnya. Pengembangan wisata ini mengandalkan potensi yang dimiliki masyarakat. Tanaman sayuran yang telah lama dibudidayakan masyarakat desa di kecamatan ulu ere diperkaya dengan menanam apel dan strawberi.

Lebih lanjut nurdin menjelaskan, menawarkannya menjadi paket wisata diharapkan memberi nilai tambah dan memacu peningkatan ekonomi.  Pemerintah kabupaten berkomitmen tidak menerima investasi besar dari pihak swasta untuk pemgembangan pariwisata, ”kita mengandalkan masyarakat untuk melayani kebutuhan pengunjung, menyiapkan home stay, bukan hotel berbintang”. 

Di bantaeng, Ikon wisata yang telah dikenal luas diataranya permandian alam eremerasa. Kolam renang di dasar lembah yang sumber airnya langsung dari mata air yang banyak terdapat di dinding tebing, mengalir dari sela bebatuan, memastikan sirkulasi air di dalam kolam. Objek wisata ini Terletak di Desa Kampala, Kecamatan Ere merasa, sekitar 16 kilometer dari Kota Bantaeng. Perjalanan menuju ke sana dapat ditempuh sekitar 30 menit, melewati jalan aspal dengan tanjakan yang sesekali berkelok.

Pantai Marina Korong Batu terletak di Desa Baruga Kecamatan Pajukukang, berjarak kurang lebih 17 Km dari arah Kota Bantaeng. Fasilitas wisata akan mulai dibangun di tempat itu, diantaranya gazebo, lapangan voli pantai, taman pantai, serta fasilitas kamar mandi dan ruang ganti lengkap dengan “shower” air panas dan air dingin. Pembangunan kawasan wisata pantai marina mulai dibangun sejak 2010, dengan anggaran sebesar 4 milyar untuk tahap pertama. 

Pesta adat budaya bahari di pa’jukukang mempertontonkan tradisi masyarakat pesisir, lomba mancing, paraga, a’lanja, siitobo lalang lipa’. Pesta adat ini dikenal sejak abad ke-14, dilaksanakan setiap tanggal 10 Sya’ban tahun Hijriah. Dirayakan selama 7 hari 7 malam, acara pembukaan dilakukan di ibukota Kerajaan Gantarangkeke dengan melaksanakan prosesi ritual yang dikenal dengan nama Kawaru. Artinya, memuliakan atau menghormati.

Lebih jauh Nurdin menjelaskan, pembangunan sektor pariwisata harus diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan pelayanan piblik. Sekarang ini semua ruas jalan sampai kepelosok desa sudah beraspal licin. Taman dan ruang publik yang nyaman kita siapkan. Untuk pelayanan publik, Bantaeng satu-satunya kabupaten selain makassar yang memiliki call centre, rumah sakit tipe A sedang dibangun. 

Semangat membangun daerah wisata rupanya bukan hanya menjadi komitemen pemerintah kabupaten, di kelurahan campaga kecamatan tompobulu, hutan tropis seluas 23 ha. berstatus hutan lindung oleh masyarakat setempat dicanangkan menjadi hutan wisata. Oktober 2010 dengan terbitnya sertifikayt Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD), hutan tersebut resmi dikelola oleh masyarakat melalui Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMas) Babang Tangngaya. Menurut Sahabuddin direktur BUMMas Babang Tangngaya, untuk mewujudkan hutan desa yang dikelola lembagnya menjadi hutan wisata, masyarakat berinisiatif untuk membangun hutan penyangga berbasis buah-buahan disekitar Hutan Desa, membuat kolam ikan, dan menyiapkan beberapa rumah warga kelurahan campaga berstandar home stay.

Leave a Reply